2/30 : mikro yang berefek makro

by - April 21, 2020


Jadi begitu? Terus mengapa dunia menjadi panik dengan benda yang sungguh kecil?

Mungkin benda itu kecil, bahkan seisi dunia pun tidak berpikir ia bisa berkeliling dunia dengan kemampuannya berpindah dari satu orang ke orang lain. Sehingga, pintu masuk dan keluar negara tidak benar-benar dijaga. akhirnya yang mikro berefek makro.


Apa itu 'mikro berefek makro'?

Mari saya beri contoh. Misal ada negara A yang beberapa hari lalu menerima pendatang dari negara B yang sudah terinfeksi. Beberapa hari kemudian, ditemukan penduduk lokal negara A sudah terjangkit virus. Maka masyarakat pun panik.
Panik bisa dilihat dari bermacam-macam perilaku masyarakat. Salah satunya adalah perilaku menimbun apa saja yang diperlukan dalam menjalani hidup, selagi belum dilarang keluar rumah. Hal ini menyebabkan terjadinya panic buying. Di negara A, panic buying terjadi pada kebutuhan pokok, masker, hand sanitizer bahkan alcohol swab. Padahal tidak semua yang mereka pikir perlu itu sebenar 'perlu'.
Kasus semakin banyak, rumah sakit mulai mengeluh kekurangan alat pelindung dan masker. Di satu sisi, karantina pun mulai diberlakukan. Menyebabkan banyaknya usaha yang tutup dan menyulitkan banyak masyarakat mencari biaya hidup. Disisi lain, banyak masyarakat yang mengambil inisiatif untuk menolong sesama. Mulai dari membantu tenaga kesehatan sampai masyarakat yang (semakin) tidak mampu di masa ini.
Banyaknya sekolah dan tempat kerja yang tutup bukan berarti proses kerja dan belajar berhenti. Semua dialihkan ke rumah sampai keadaan membaik. Semua terpaksa belajar teknologi. Meskipun Negara A belum memberikan kepastian yang jelas mengenai tindakan selanjutnya, masyarakat tetap bergerak cepat. Ya, karena mereka mau hidup, sih.

Apakah efek ini berlaku pada semua orang?

Tergantung.
Beberapa orang mengalami kendala ekonomi. Beberapa orang mengalami kendala kesehatan terkait kondisinya yang perlu konsultasi berlanjut. Beberapa orang mengalami kendala mental, seperti kecemasan dan depresi yang disebabkan banyak hal. Mulai dari keadaan rumah yang runyam sampai pemberitaan mengenai dirinya yang begitu banyak, menakutkan, dan sulit dicerna.

Memang semenakutkan itu ya?

Iya dan tidak
Bagi bumi ini malah seperti istirahat panjang dari perusakan manusia. Langit lebih jernih dan biru, air di saluran lebih bersih, hutan lebih hijau, meskipun sampah tetap saja makin banyak.
Bagi sebagian manusia, ini kesempatan membeli langganan aplikasi legal yang ia inginkan karena banyak yang didiskon maupun digratiskan. Banyak perusahaan yang memberi bonus bagi pelanggan yang memesan antar. Juga banyak bahan gratis yang dapat digunakan mahasiswa untuk membantu proses akademiknya, atau pelatihan daring gratis yang diperuntukkan semua manusia untuk mengembangkan skill.

Kalau begitu, seperti yang dibaca tadi, bagaimana manusia membantu sesamanya? atau bagaimana manusia bisa mencegah penyakit itu tidak menyerang dirinya?

Bersambung...
Regards,

You May Also Like

0 Psycho-react!