Bersama Buku : Belajar beradaptasi dengan mendukung karya pekerja kreatif

by - April 30, 2021



Halo semuanya,
Kali ini saya ingin bercerita sedikit. Kali ini mengenai kesukaan saya pada buku dan bagaimana saya beradaptasi dalam mendukung karya pekerja kreatif. Penulis dan penyanyi merupakan dua dari jenis pekerja kreatif yang saya sering ikuti perkembangannya. Apalagi ketika pandemi dan skripsi membuat saya lebih banyak di rumah, membuat saya kembali melihat-lihat buku yang cukup menarik bagi saya. Catatan : mengandung spoiler



Ketika saya awal kuliah dulu, saya mulai menyukai buku-buku dengan cerita yang agak aneh tapi mengasyikkan. Buku Eka Kurniawan yang berjudul "O : Tentang Seekor Monyet Yang Ingin Menikah Dengan Kaisar Dangdut" adalah salah satunya, saya beli dengan uang tunjangan hari raya (THR) ketika saya di Lampung. Buku ini seperti fabel yang dibungkus dengan berbagai macam permasalahan sosial, mulai dari relasi kuasa sampai babi ngepet yang merupakan salah satu topik hangat di media sosial beberapa hari yang lalu. 

Bagian kisah yang berkesan bagi saya adalah cerita tentang tikus sang pembaca tanda. Kisah ini menyadarkan saya bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan tidak semua tikus bau (meskipun tikus di dunia nyata tetap bau). Tikus pembaca tanda dan pasangan tikusnya akan mati apabila berhubungan badan, sehingga ia kesulitan untuk menjalin hubungan dalam dengan tikus yang dicintainya. Meskipun begitu, dengan kelebihannya ia bisa beradaptasi dengan keadaan tempat tinggalnya, menghindari banyak bahaya, bahkan 'menyelamatkan' manusia pencuri dari kegagalan misi.

Bagian kisah lainnya yang berkesan adalah sebagian kisah burung kakaktua. Awalnya burung itu tinggal dalam sangkar. Lalu ketika pemiliknya lupa menutup sangkar dan mengikat kakinya, ia memikirkan banyak hal. Bagaimana ia mencari makan? Bagaimana ia hidup di hutan? Meskipun begitu, ia berani untuk menghilangkan ketakutan tersebut dan terbang ke hutan. Ketika ia berhasil beradaptasi di hutan, ada pertanyaan muncul di kepalanya : apa tujuan hidup saya? Ia pun mendapatkannya melalui seorang syekh yang melakukan pengajian di surau. Pesan itupun ia sampaikan kepada anaknya. 

Ternyata perjalanan beradaptasi itu berat, kadang kita dihadapkan dengan diri kita sendiri. Mampukah kita menghadapinya? Bagaimana jika gagal? Apa yang ingin saya lakukan di kehidupan ini? Meskipun begitu, ketika kita sudah bertekad untuk berubah, untuk memenuhi panggilan hati, kita harus siap dengan semua itu. Jangan takut untuk gagal, dan segala pertanyaan di awal akan menemukan jawabannya di dalam diri sendiri.



Selain mendukung penulis nasional, saya juga mendukung penulis lokal di daerah saya. Salah satu yang pernah saya beli bukunya adalah "Tangan-Tangan Alam" oleh Dafriansyah Putra. Bercerita tentang seorang anak perempuan yang ingin membalaskan dendam akan pembunuhan ayahnya, setelah belajar silat dan ilmu tenaga dalam bersama seorang nenek di pulau terpencil. Ia bertemu dan menolong banyak orang, sampai bertemu dengan pembunuh ayahnya. 

Kisah ini mengajarkan saya bahwa dalam mencapai tujuan, selain beradaptasi dengan keadaan juga harus teguh dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jangan terganggu dengan hal lain yang melupakan kita dari tujuan utama. Selain itu, meskipun dalam keadaan sulit, ketika kita telah teguh akan ada banyak cara untuk beradaptasi dengan keadaan yang ada. Seperti anak perempuan ini, menggunakan kemampuan akalnya untuk bersembunyi dan menghadapi pembunuh ayahnya dengan taktis.



Nah, mendukung para penyanyi juga menjadi hal yang saya senangi dari SMP. Dahulu, saya membeli buku unofficial untuk mencari info mengenai mereka. Saat ini, sangat banyak penyanyi yang ikut menulis dan menerbitkan buku. Salah satunya adalah Lee Chanhyuk dari AKMU. Saya termasuk mengikuti musik mereka dari awal kontrak dengan YG dan senang ketika album mereka "SAILING" memiliki pasangan buku tersendiri yang ditulis oleh produser lagunya, "Fish In The Water." Kisah romansa antara dua manusia dikemas dalam berbagai kisah perenungan yang dalam, seperti kisah seorang penari di jalanan yang mencari uang.

Saya belajar dari buku tersebut bahwa dalam hubungan, manusia pun perlu beradaptasi. Mulai dari menyesuaikan setiap karakter sampai melepas kepergian orang yang dicintai. Manusia tidak pernah lepas dari proses beradaptasi, baik di saat semuanya normal maupun ketika kesulitan datang.



Kira-kira begitulah cerita saya belajar beradaptasi dari mendukung karya karya pekerja kreatif. Jika kamu memiliki cerita juga, silakan berkomentar. Semoga harimu menyenangkan!
Regards,

You May Also Like

0 Psycho-react!